Surabaya. Senin(02/08). Wisnu Warhana Ketua DPRD Kota Surabaya mengatakan pelaksanaan pemungutan suara ulang Pemilukada Surabaya pada 1 Agustus 2010 dianggap tidak optimal, hal ini disebabkan tidak adanya koordinasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan para stakeholder pemilu. Pelanggaran yang dulu terjadi pada pemilukada 2 Juni 2010 pastinya pun akan terjadi lagi, karena KPU tidak melakukan perombakan terlebih dahulu kepada TPS-TPS yang melakukan pelanggaran. Golongan Putih (Golput) yang diharapkan megalami penurunan pun malah mengalami kenaikan, karena kurangnya sosialisasi dari KPU.
Selain itu, terkait permasalahan anggaran pemungutan suara ulang pun itu bermasalah, karena tidak melalui DPRD. Hal ini mengindikasikan adanya manipulasi anggaran secara besar-besaran. Wisnu pun merasa aneh dengan perubahan sikap Panwaslu yang tiba-tiba setuju. Konspirasi yang dilakukan KPU dan Pemerintah Kota tidak bisa dielak lagi. DPRD tentu saja akan melakukan penyelidikan dan pengaduan akan tetapi menunggu penghitungan suara selesai dulu, kami ini orang yang mengerti hukum tidak seperti KPU dan Ketua KPU lebih cocok menjadi tukang becak, tegas Wisnu.
Selain itu, terkait permasalahan anggaran pemungutan suara ulang pun itu bermasalah, karena tidak melalui DPRD. Hal ini mengindikasikan adanya manipulasi anggaran secara besar-besaran. Wisnu pun merasa aneh dengan perubahan sikap Panwaslu yang tiba-tiba setuju. Konspirasi yang dilakukan KPU dan Pemerintah Kota tidak bisa dielak lagi. DPRD tentu saja akan melakukan penyelidikan dan pengaduan akan tetapi menunggu penghitungan suara selesai dulu, kami ini orang yang mengerti hukum tidak seperti KPU dan Ketua KPU lebih cocok menjadi tukang becak, tegas Wisnu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar