Jakarta - Berdasarkan target perolehan suara nasional pada pilleg 2009 yang diperoleh dari hasil survey, sebagian besar parpol tampak kurang percaya diri untuk mendudukan kadernya sebagai Presiden dan Wakil Presiden dari parpolnya sendiri untuk bisa membentuk suatu pemerintahan yang kuat. Partai politik cenderung mengandalkan pemerintahan koalisi.
Demikian dikatakan Sekjen Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang saat merilis Pengumuman Hasil Survey Parpol Peserta Pemilu 2009 di Hotel Milenium Jakarta, Selasa 17 Maret 2009@.
Sebagian besar parpol,menurut Formappi, hanya mempersiapkan diri untuk mengirimkan kadernya di parlemen nasional dan bukan untuk membentuk pemerintahan nasional. Bahkan ada pula parpol yang hanya mengkonsentrasikan diri untuk dapat mendudukan wakilnya di DPRD.
"Untuk membiaya kampanye, sebagian parpol mengandalkan calrg masing-masing. Hal ini akan berimplikasi pada lemahnya kontrol parpol terhadap caleg, bahkan terhadap caleg yang terpilih sebagai anggota legislatif. Para caleg yang berfinansial lebih kuat dari pengurus parpol akan cenderung mendiktekan pendapatnya kepada pengurus parpol. Lebih dari itu, kebersihan mereka dari korupsi diragukan,"papar Sebastian.
Formappi merilis partai dengan kesiapan organisasi dan caleg maksimal di 33 provinsi antara lain Demokrat 671 caleg, Golkar 641 caleg, PDIP 627 caleg, Hanura 606 caleg, PAN 596 caleg.
Sedangkan partai dengan kategori sedang antara lain PKS 579 caleg, PPP 472, PDP 402 caleg, PKB 398 caleg, Gerindra 396 caleg, PBB 395 caleg, PDS 323 caleg, PIS 317 caleg, PKPI 315 caleg, PBR 314 caleg, PMB 303 caleg.
Adapun partai dengan kategori minim antara lain PPIB 55 caleg, Merdeka 89 caleg, PPNUI 101 caleg, Pelopor 109 caleg, PNIM 115 caleg, PSI 127 caleg, Patriot 117 caleg, PKPB 141 caleg, PKDI 146 caleg, PPD 159 caleg.
"Tiga partai yaitu Hanura, Demokrat dan Gerindra mampu memadukan strategi lengkap seperti menggunakan pengaruh tokoh nasional, mengandalkan program umum yang kuat, menyiapkan program khusus untuk pemilu, memadukan dukungan finansial partai dan caleg, memanfaatkan jaringan partai dan caleg serta menggunakan media modern dan tradisional,"lanjut Sebastian.
Sementara itu PDIP dan RepublikaN juga menggunakan pengaruh tokoh nasional,mengandalkan program umum yang kuat, menyiapkan program khusus untuk pemilu namun dari sisi pendanaan kedua parpol tersebut hanya mengandalkan caleg, tidak ada dukungan finansial dari partai.
"Empat parpol yaitu Golkar,PKS, PAN dan PIS mengandalkan program umum yang kuat, menyiapkan program khusus untuk pemilu, menyediakan dukungan finansial oleh partai untuk berkampanye, mengandalkan dukungan finansial caleg, memanfaatkan jaringan partai, memakai jaringan caleg dan mengandalkan media modern dan tradisional,"tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, pengamat politik LIPI Syamsudin Haris menilai kesiapan semua parol peserta pemilu tidak dapat diperbandingkan, karena parpol lama jelas memiliki kesempatan mempersiapkan diri lebih lama ketimbang parpol baru. Karena itu,menurut dia, penilaian atas kesiapan parpol semestinya pertama-tama didasarkan pada pembedaan antara parpol lama dan parpol baru.
"Keunggulan Demokrat, Hanura dan Gerindra dalam strategi yang dianggap lengkap, bisa dipahami karena ketiga partai tersebut secara geneologis merupakan reinkarnasi Golkar. Artinya para elit ketiga parpol tersebut belajar dari keunggulan dan kekurangan Golkar. Karena itu jika parpol-parpol tersebut memperoleh suara signifikan maka konsekuensi logisnya berdampak pada penurunan signifikan suara Golkar karena segmen pemilihnya cenderung sama atau tumpang tindih,"terangnya.
Selain itu, Syamsudin menganggap kategori agamis, nasionalis, konservatif, progresif pada parpol acapkali sekedar kemasan belaka untuk meraih dukungan. "Bahkan ada juha yang mencantumkannya sekedar untuk memenuhi persyaratan undang-undang,"sindirnya.
Kalau mau jujur,tega Syamsudin, sebenarnya parpol peserta pemilu 2009 pada umumnya tidak atau belum siap memperoleh mandat rakyat. "Parpol hanya siap untuk berkuasa, merebut kursi legislatif,dan menguasai pemerintahan,"ujar Syamsudin.(Gahar)