Palu,Sulteng 20/7 dilaksanakan Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) XVII dan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) VII. Acara ini diadakan di Lapangan Jabal Nur, Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) dan dibuka oleh Wakil Presiden Boediono beserta Ibu Herawati Boediono. Dalam acara itu juga hadir Bapak Gamawan Fauzi (Menteri Dalam Negeri); H.B. Paliudju (Gubernur Sulawesi Tengah); DR.Dr. Sugiri Syarif, MPH (Kepala BKKBN Pusat), beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan beberapa Walikota serta Bupati dari seluruh nusantara. Acara ini dihadiri sekitar + 4000 orang pengunjung dan peserta dari seluruh wilayah Indonesia.
H.B. Paliudju (Gubernur Sulawesi Tengah) dalam sambutannya mengatakan bahwa situasi dan kondisi Sulawesi Tengah pada saat ini aman dan kondusif. Hal ini terlihat dari terselenggaranya event nasional di Sulawesi Tengah. Kemudian mengenai pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang diintegrasikan dengan program lainnya terbukti menurunkan angka masyarakat miskin di Sulawesi Tengah. Adapun berkaitan dengan acara Peringatan HARGANAS XVII dan BBGRM VII telah dilaksanakan serangkaian acara dari bulan Januari-Juli, yakni :
a. Sosialisasi HARGANAS dan BBGRM kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tengah.
b. Roadshow Semangat Gotong Royong PKK, KB, dan Kesehatan
c. Gelar Dudaya Daerah Bernuansa KB
d. Jambore Kader PKK
e. Promosi Sulawesi Tengah dalam Kemilau Sulawesi
f. Pawai Unit Penerangan KB dan Motor PLKB
g. Pameran Pasar Murah
h. Bakti Sosial
i. Aneka Lomba
j. Kemah Bakti Pramuka Penegak dan Pandega
k. Puncak Acara Harganas
Sesuai dengan tema HARGANAS dan BBGRM, menyiratkan pesan bahwa beban masalah dapat menjadi ringan bila dilandasi dengan semangat gotong royong dan ikhlas. Dia juga menambahkan mengenai Inpres No. 7/2008 tentang Percepatan Pembangunan Sulawesi Tengah, dalam pelaksanaannya mengalami hambatan dan tidak optimal. Maka diharapkan Inpres tersebut dapat diperpanjang hingga tahun 2012.
Gamawan Fauzi (Menteri Dalam Negeri) dalam sambutannya mengatakan HARGANAS memiliki peranan penting dalam mengerem laju pertumbuhan penduduk. Hal ini juga berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat yang dimulai dari unit terkecil yaitu keluarga. PNPM bertujuan meningkatkan pendapatan keluarga, kesehatan masyarakat dan perilaku hidup bersih. Dengan demikian, pembangunan terpadu dapat diwujudkan dengan semangat keswadayaan masyarakat dan gotong royong.
Setelah Mendagri meberi sambutan, diadakan acara pemberian penghargaan bagi pemimpin daerah yang berprestasi dan pemerian penghargaan Satya Lencana yang diwakili Bapak Wapres. Boediono (Wakil Presiden Republik Indonesia) dalam sambutannya mengatakan terdapat dua kata kunci dalam peringatan hari ini, yaitu keluarga dan gotong royong. Pemerintah memberikan tempat yang strategis bagi keluarga, yakni suatu wadah pembentukan karakter manusia bagi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Dalam era globalisasi sekarang ini, kualitas manusia ditentukan dari kualitas keluarga. Maka pemerintah berkewajiban mendorong keluarga menjadi keluarga yang harmonis dan sejahtera. Berkaitan dengan sensus penduduk 10 tahunan yang diadakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan penduduk dalam 10 tahun ini, dapat dikatakan bertumbuh jauh lebih tinggi daripada target yang ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Oleh karena itu, program Keluarga Berencana (KB) memiliki peran yang cukup penting, yaitu tidak hanya mengerem laju pertumbuhan penduduk, tetapi juga menjaga angka kematian anak dan ibu. Adapun kata kunci yang kedua, gotong royong, yang mulai memudar terutama di kota-kota besar di Indonesia. Maka perlu diadakan kegiatan untuk membangkitkan kembali semangat gotong royong tersebut terutama pada tingkat generasi muda.
Setelah memberikan sambutan Wapres Boediono, berjalan-jalan melihat pameran dan pasar murah yang pada (17/7) dibuka oleh Ibu Herawati Boediono.
Kemudian terkait dengan acara ini, diadakan bedah kampung atau desa percontohan, yakni Desa Layana Indah yang terletak di Palu Timur. Desa ini diubah penampilannya menjadi lebih baik.
Lalu lintas kota Palu tidak macet, meskipun tetap padat. Hal ini disebabkan oleh jalanan yang tidak ditutup permanen melainkan sementara, hanya ketika rombongan Wapres lewat.