Mengenai Saya

Foto saya
jakarta, selatan, Indonesia
Indo Berita Nusantara merupakan situs berita internet yang memberikan informasi berbentuk berita diseluruh nusantara Alamat Jl. Joe. Gg. Kelapa Hijau Telp.(021)98265014 Anda punya berita atau informasi silahkan kirim ke e-mal : ibernas.jakarta@yahoo.com

Selasa, 05 Mei 2009

Konferensi Pres Imparsial Tentang Politik yang Tuna Sejarah

Jakarta, Konferensi Pers tentang Politik Yang Tuna Sejarah (4/5/2009) diselenggarakan oleh Imparsial dan dipimpin oleh Rusdi Marpaung (Managing Direktur Imparsial) bertempat di Sekretariat Imparsial Jl. Diponegoro No. 9 Menteng, Jakarta Pusat, diikuti 15 orang. Adapun tokoh-tokoh yang hadir :
a. Poengky Indarti (Direktur Eksternal Imparsial)
b. Al Araf (Research Coordinator Imparsial)
c. Rusdi Marpaung (Managing Direktur Imparsial).

Dalam Konferensi tersebut Rusdi Marpaung mengatakan :
a. Politik Indonesia adalah Politik yang “Tuna Sejarah” karena tidak mengoreksi kesalahan masa lalu bahkan sebaliknya melupakannya. Bukan keadilan korban yang terpenuhi tetapi kemenangan pelaku pelanggaran HAM yang terlihat.
b. Majunya Prabowo dan Wiranto sebagai kandidat politik dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009 adalah hal yang patut diwaspadai. Sebab kedua orang tersebut dianggap bertanggung jawab atas terjadinya kasus kejahatan HAM, kasus penculikan aktivis pro Demokrasi 1998, Pelanggaran HAM di Timor Timur dan Kasus Semanggi.
c. Imparsial menilai adalah tidak pantas dan tidak layak bagi mereka untuk maju menjadi calon pemimpin bangsa di tengah belum tuntasnya penyelesaian kasus – kasus tersebut.

Selain itu Al Araf juga mengatakan :
a. Mereka (Wiranto dan Prabowo Subianto) harus membuktikan terlebih dahulu tidak bersalah di pengadilan, ketimbang terus berkelit dan bahkan maju menjadi Capres/Cawapres.
b. Mengecam kepada seluruh partai politik dan elite politik yang menjadikan kedua orang itu sebagai pasangan Capres maupun Cawapres, hal ini membuktikan koalisi politik yang dibangun sekarang ini bukan untuk kepentingan kemajuan Demokrasi dan penegakan HAM tetapi semata-mata hanya untuk tujuan Kekuasaan
c. Meminta disisa akhir pemerintahan SBY-JK untuk berani mengungkap semua kejahatan yang terjadi termasuk kasus pembunuhan aktivis HAM Munir.
d. Beberapa hal yang akan dilakukan oleh imparsial terkait masalah tersbut antara lain, menyampaikan laporan-laporan resmi dari KomnasHAM kepada Parlemen atau DPR, meminta KPU untuk melakukan Fit and Propertest bagi calon-calon Capres dan Cawapres atas kasus pelanggaran HAM berat.

Dalam hal ini Imparsial tidak menghalangi pencalonan Wiranto dan Prabowo sebagai Capres dan Cawapres tetapi hanya mengungkapkan fakta pada publik. Imparsial juga akan terus mengkampanyekan untuk tidak memilih Capres/Cawapres yang tersangkut dengan kasus-kasus pelanggaran HAM. (Suwedi/ Dwi Apriyani)

Tidak ada komentar: