Palu, Sulteng 18/7 LPP RRI Palu bekerja sama dengan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah dan Paguyuban Jawa menyelenggarakan Pagelaran Budaya Wayang Kulit Semalam Suntuk dalam rangka mensukseskan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XVII, Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) VII dan Festival Teluk Palu. Adapun acara tersebut diketuai oleh Hendro Surahmat ATT dan dihadiri oleh Minaryo, SH,MH (Kepala Stasiun LPP RRI Palu); H.Rudhy Mastura (Walikota Palu); Drs. Dharmawangsa (Sekretaris Daerah Kota Palu); Djuhartini, SKMM (Ketua BKKBN Propinsi Sulawesi Tengah); DR.Dr.Sugiri Syarif, MPH (Kepala BKKBN Pusat), Bupati Blitar, Bupati Ponorogo, dan Putri Kasultanan Yogyakarta. Pengunjung yang datang sekitar kurang lebih 150 orang. Acara tersebut juga dimeriahkan oleh Sanggar Seni “Unlimited” yang mementaskan drama pendek yang menceritakan mengenai 2 keluarga, yang mengikuti KB dan yang tidak mengikuti KB.
Ketua Panitia Hendro Surahmat ATT dalam sambutannya mengatakan Seluruh kegiatan terselenggara berkat bantuan semua pihak yaitu BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah, LPP RRI Palu dan Paguyuban Jawa. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan mensukseskan Harganas juga Festifal Teluk Palu.
Bpk Minaryo SH. MA selaku Ketua LPP RRI Palu, mengucapkan selamat datang kepada kontingen dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta.
DR.Dr.Sugiri Syarif, MPH (Kepala BKKBN Pusat) dalam sambutannya mengatakan Dengan adanya pagelaran wayang kulit ini, kita dapat melestarikan budaya tradisional. Dalam cerita pewayangan sudah melambangkan Keluarga Berencana (KB) yakni Kurawa memiliki 100 anak akan tetapi tidak berkualitas, sedangkan Pandawa memiliki 3 anak dari Dewi Kunti dan 2 anak dari Dewi Madrim, namun berkualitas.
Drs. Dharmawangsa (Sekretaris Daerah Kota Palu) dalam sambutannya mengatakan Paguyuban Jawa dapat menghimpun dan mengembangkan potensi setiap anggotanya, maka bersama-sama dapat memajukan Kota Palu. Pembangunan yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Palu saat ini adalah pembangunan untuk semua, mencakup semua etnis Jawa, Bugis, Kaili, Makassar, dan lain-lain.
Lakon wayang yang dipentaskan berjudul “Wahyu Mustiko Aji” yang menceritakan tentang wahyu kepada penguasa harus bijaksana dan menerima apa adanya dan tidak memaksakan kehendak. Pementasan ini didalangi oleh Ki Gadang Muskini dan Bayu Wibowo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar