Mengenai Saya

Foto saya
jakarta, selatan, Indonesia
Indo Berita Nusantara merupakan situs berita internet yang memberikan informasi berbentuk berita diseluruh nusantara Alamat Jl. Joe. Gg. Kelapa Hijau Telp.(021)98265014 Anda punya berita atau informasi silahkan kirim ke e-mal : ibernas.jakarta@yahoo.com

Kamis, 14 Mei 2009

Menanggapi diskusi 12 Mei lalu tentang Koalisi PDIP - PD : Orba Jilid II

Jakarta 14 Mei 2009, Diskusi yang dilakukan di Restorant Ayam Goreng Suharti, Jl. Kapten Tendean No. 13, Jakarta Selatan, menanggapi kedekatan antara PDIP dan Partai Demokrat (PD) yang diprediksi akan memunculkan kembali Orde Baru jilid II nampaknya tidak akan terjadi. Dalam acara tersebut hadir beberapa pengamat politik selaku panelis. Rocky Gerung (Pengajar Filsafat FIB UI/ Pndiri Stara Institute) mengatakan jika terjadi koalisi antara keduanya berarti PD telah melakukan kooptasi terhadap PDIP “kemungkinan ada kecemasan dalam PDIP sehingga mau di kooptasi oleh SBY”. faktanya sekarang belum ada komunikasi lanjutan mengenai koalisi besar PDIP-PD.

Dalam kesempatan yang sama M. Qodari (Direktur Eksekutif Indo Barometer) membantah jika kedua partai ini bergabung dalam koalisi besar dapat memunculkan Orba II, pasalnya ada 5 hal yang sangat berbeda antara jaman Orba dengan jaman Reformasi sekarang ini “Partai sekarang tidak tunggal, militer tidak otomatis memegang jabatan kepemerintahan, organisasi sipil tidak lagi dibatasi, sudah ada otonomi yang membatasi interfensi pusat terhadap daerah, dan media tidak dikekang dalam bersuara. Artinya tidak saa dengan jaman Orde baru”.

Menurut Boni Hargens (Pengamat Politik UI) jika PDIP bergabung dengan PD artinya PDIP menggali ‘kubur sendiri’. “Suara PDIP tidak lagi bulat, pendukungnya akan kecewa karena partai yang nampak tidak konsisten. Ini ditandai dengan kedatangan Hatta Rajasa yang seperti melakukan perang persepsi, dan Hatta telah memenangkan persepsi publik bahpwa PDIP tidak lagi solid”. Katanya lagi efeknya adalah hancurnya koalisi Teuku Umar yang sudah dibangun bersama Golkar, Hanura dan Gerindra.

Prediksi DR. Yudi Latif (Direktus Eksekutif Reform Institute/ Pengamat Politik) jika PDIP bergabung ke PD maka 75 % partai bergabung dengan PD sehingga seperti kembali ke masa lalu oposisi dibuat tidak berdaya. “jika hal ini terjadi SBY membuat orang lain tidak bisa mencalonkan diri menjadi Capres”.

Politik mendekati Pilpres sangat dinamis, banyak yang bisa berspekulasi untuk hasil akhir Juli nanti. (Tia)

Tidak ada komentar: